Mengenai Saya

Foto saya
I am still 22 years old. Graduated from Chemical Engineering ITB. Part of @yli_ac. Struggling to be a Supply Chain Specialist in a Multinational FMCG Company. Twitter: @Ivanhadinata; Linkedin: http://id.linkedin.com/pub/ivan-hadinata-rimbualam/37/b26/58a

Senin, 27 Juni 2011

SEPEDA UNTUK BIDUK-BIDUK, SEBUAH PROYEK PERUBAHAN UNTUK BANGSA

SEPEDA UNTUK BIDUK-BIDUK, SEBUAH PROYEK PERUBAHAN UNTUK BANGSA

Antusiasme terpancar dari mata anak-anak Madrasah Tsanawiyah (MTs) DDI Biduk-Biduk, Berau, Kalimantan Timur saat prosesi penyerahan sepeda dari pihak Young Leaders for Indonesia (YLI) Alumni Community kepada kepala sekolah MTs DDI Biduk-Biduk yang berlangsung pada tanggal 7 Mei 2011. Acara tersebut dihadiri oleh seluruh siswa, guru, komite sekolah, perwakilan dari yayasan serta perwakilan dari pihak Kecamatan Biduk-Biduk.


Gambar 1. Keluarga Besar MTs DDI Biduk-Biduk

Kegiatan amal ini diprakarsai oleh YLI Alumni Community yang merupakan sebuah komunitas yang diprakarsai oleh alumni dari program Young Leaders for Indonesia (YLI). “YLI merupakan program pelatihan kepemimpinan intensif yang diprakarsai oleh McKinsey & Company Jakarta sejak tahun 2008 yang bertujuan untuk mengembangkan pemimpin masa depan Indonesia. Peserta program ini adalah mahasiswa-mahasiswi terbaik dari seluruh Indonesia yang dipilih melalui proses seleksi dengan tujuan mencetak para pemimpin kelas dunia yang mampu membawa perubahan bagi Indonesia. Mahasiswa ITB merupakan salah satu kumpulan mahasiswa-mahasiswi terbaik yang terpilih untuk mengikuti ajang pelatihan kepemimpinan intensif ini semenjak 2009. Salah satu penggerak YLI Alumni Community dari mahasiswa ITB adalah Ivan Hadinata Rimbualam (Teknik Kimia 2007) dan Maya Oktaviani Sari (Teknik Kimia 2008). YLI Alumni Community sendiri lahir atas keinginan dari para alumni program YLI untuk melanjutkan pencapaian aspirasi tersebut. Sejauh ini terdapat dua program yang dijalankan oleh YLI Alumni Community, yakni program pengadaan sepeda untuk siswa di Desa Biduk-Biduk dan program kerja sama dengan Nusantara Development Initiatives (NDI) yakni pemberdayaan masyarakat di Pulau Air Raja”, jelas Pradita Astarina, Presiden dari Young Leaders for Indonesia Alumni Community.

“Biduk-Biduk merupakan daerah terpencil di pedalaman Kalimantan, anak-anak disana memiliki passion untuk maju namun APM (Angka Partisipasi Murni) nya masih tergolong rendah karena kendala infrastruktur jalan. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah mendistribusikan sepeda bagi anak-anak di Biduk-Biduk sehingga mereka memiliki fasilitas transportasi gratis dan tidak perlu lagi berjalan sejauh 3-15 km setiap harinya untuk menuju ke sekolah”, ungkap Yola Rossa Bella, Project Leader dari kegiatan ini.


Gambar 2. Sepeda untuk Biduk-Biduk

Saat ini, YLI Alumni Community telah mendistribusikan 15 sepeda yang telah diterima oleh Kepala Sekolah Biduk-Biduk berupa 5 buah sepeda BMx Flame 20” dari UnitedBike serta 10 buah sepeda Phoenix ctb 26 DX hasil donasi dari berbagai elemen masyarakat.

“Terimakasih atas segalanya, semoga Tuhan membalas semua kebaikan teman-teman Young Leaders for Indonesia, semoga tidak bosan membantu sekolah kami yang begitu jauh di utara Indonesia, Jaya Pemimpin muda Indonesia!” ungkap seorang guru di Madrasah tersebut, dari nada suaranya terpancar sebuah optimisme mengenai masa depan Pemimpin Muda Indonesia.


Gambar 3. Young Leaders for Indonesia

Sesuai dengan nama-nya, Young Leaders for Indonesia, organisasi ini bertujuan untuk melahirkan calon-calon pemimpin Bangsa Indonesia yang kelak akan menentukan arah pembangunan negara. Tentunya ini memberikan sebuah oase dan harapan baru ditengah berbagai permasalahan yang melanda masyarakat Indonesia, terlebih lagi bagi yang berada jauh dari hingar bingar ibukota Jakarta. Kita semua berharap YLI Alumni Community bisa memberikan kontribusi secara berkala pada pembangunan bangsa. Mengutip perkataan Pak Agil, “JAYA PEMIMPIN MUDA INDONESIA!”

Jumat, 24 Juni 2011

Profesionalisme Kepanitiaan Kemahasiswaan di Kampus

Ya, saya akhirnya sudah lulus dari ITB. Jadi ingin bercerita sedikit pengalaman saya sebagai mahasiswa ITB. Selama pengalaman saya menjadi mahasiswa dalam 4 tahun terakhir, saya cukup aktif dalam berbagai kegiatan kepanitiaan di kampus sehingga cukup tahu mengenai hal tersebut. Hal yang paling saya sering perhatikan dan soroti adalah tingkat profesionalisme kepanitiaan kemahasiswaan di kampus.

Mahasiswa di kampus sering lupa akan hal-hal kecil yang seringkali menjadi image profesionalisme dalam sebuah panitia apalagi jika banyak berinteraksi dengan pihak eksternal, misal perusahaan sebagai sponsor atau lembaga yang diajak kerjasama. Contoh lain pihak eksternal lainnya adalah speaker/keynote speaker dari pihak industri, pemerintah, pengusaha, akademisi (Proffesor, dosen, peneliti, dll), dan banyak contoh lainnya. Selain itu bisa juga media pers sebagai media publikasi atau media partner kepanitiaan tersebut. Kadar proffesional dinilai dan dipandang hanya dari unsur-unsur simpel dalam melakukan komunikasi dengan pihak eksternal, misalnya tata cara SMS, tata cara Email, tata cara pembuatan proposal, gaya bahasa saat telepon dan memohon pertolongan / dukungan apapun, cara influence people, dan cara menyakinkan orang saat presentasi. Hal-hal simpel tersebut kadangkala menjadi pemandangan pertama yang sering diperhatikan pihak eskternal dan kadang pihak eksternal dapat menjudge sebuah panitia mahasiswa itu proffesional atau tidak dilihat dari beberapa unsur simpel tersebut.

Jadi saya selalu berpesan kepada junior-junior saya di kampus untuk selalu memperhatikan detail-detail hal seperti itu agar selalu menjaga image profesionalisme suatu kepanitiaan kampus walaupun hanya dilakukan oleh sekalangan mahasiswa yang sama-sama sedang belajar :)

Semangat ya bagi yang aktif belajar di kemahasiswaan di kampus masing.masing.

Regards,
Ivan

Rabu, 08 Juni 2011

3E For A Best Leader

Melalui pengalaman saya dalam memimpin keorganisasian kemahasiswaan kampus dan tim-tim berbagai projek dengan perusahaan besar, saya memperoleh pembelajaran luar biasa. Salah satu pelajaran yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah 3E, yang saya namakan 3E For A Best Leader. Seorang pemimpin haruslah memiliki karakter 3E ini agar bisa menjadi pemimpin yang sukses dan dihormati. 3E itu adalah Energy, Energize, and Empowering. Mudah kan ya? Menarik pula kan? Yap!

Lalu, Apa itu energy? Energy adalah semangat membara dari seorang pemimpin. Pemimpin yang handal harus mampu mempunyai yang saya namakan bola energi dengan passion penuh akan suatu target atau pencapaian tertentu. Passionnya pasti kuat dan kokoh, tak mudah tergoyahkan. Dia punya 10 x energi lebih besar dari pemimpin lainnya dan punya semangat 10x lebih besar daripada anggota atau teman sepantaran. Dia punya semangat juang dan endurance yang sangat tangguh dan energic dalam mengerjakan semua hal yang menuju passionnya.

Selanjutnya, Energize. Pemimpin handal harus mampu menularkan energinya ke orang di sampingnya, orang yang sangat semangat tsb harus mampu mengajak teman-teman timnya menjadi semangat dan memiliki passion yg kuat pula. Dia harus mampu memberikan suntikan bola energi passion ke tim kerjanya dan memotivasi tim. Ketika tim gagal, dia harus jadi motivator ulung dan pemberi semangat kebangkitan dan membuat timnya hidup dan bangkit kembali. Energize people!

Terakhir, empowering. Pemimpin handal harus mampu men-sharekan power nya dan harus mampu membagikan pekerjaan orang-orang di dalam timnya dengan tepat sasaran. Dia harus mampu memilih the best teamnya dan mengelolanya dengan kekuatan empowering yg unggul. Mampu mendorong orang bekerja dan memiliki motivasi kerja yg tinggi adalah hal sulit dalam upaya empowering people. Dia harus mampu memberikan dorongan agar orang lain mau mengerjakan tugas demi anda, mampu mendorong orang lain mencapai tujuan visi misi perusahaan, dan lain sebagainya.

That are the quality of a best leader. Cobalah dipraktekkan yap ! Semangat dalam belajar dan berjuang! :)