Mengenai Saya

Foto saya
I am still 22 years old. Graduated from Chemical Engineering ITB. Part of @yli_ac. Struggling to be a Supply Chain Specialist in a Multinational FMCG Company. Twitter: @Ivanhadinata; Linkedin: http://id.linkedin.com/pub/ivan-hadinata-rimbualam/37/b26/58a

Kamis, 15 Januari 2009

Change Your Destiny By Changing Your Attitude


Dari sebuah buku, cerita ini diharapkan jadi inspirasi hidup kita khususnya pecinta musik.Evelyn Glennie, seorang yang lahir di Scotlandia, tempat ia hidup dan dibesarkan di lingkungan pertanian. Evelyn memiliki minat yang sangat besar dalam musik. Ia sangat mahir dalam bermain alat musik perkusi. Pada tahun 1982, ia diterima sebagai siswa di London's Royal Academy of Music. Hal ini bukanlah sebuah prestasi kecil, karena Evelyn menderita ketulian. Bayangkan sajah sendiri Evelyn mampu melakukan hal besar di kekurangannya. Ia lahir ke dunia ini dengan keadaan tak bisa mendengar, saraf telingannya mengalami suatu gangguan. Saat umurnya 11 tahun ia sudah sangat sulit mendengar dan sudah menggunakan alat bantu pendengaran. Evelyn tetap menjaga kecintaan akan musik. Dia tidak berpaling dari musik karena kelemahan fisiknya.
"Tidak ada alasan bagi saya harus mengubah kehidupan saya hanya karena satu pernyataan kecil ini" katanya. Ia tidak dapat memilih destinynya sendiri. Nasibnya memang kurang baik, tapi yang bisa dia lakukan adalah mengubah cara menyikapinya. Tetaplah kuat dan tangguh menghadapi kelemahannya. Ia menyikapi ketuliannya sebagai " satu pernyataan kecil" adalah suatu bentuk keberanian ang luar biasa. Tentunya orang ini punya mental setebal baja. Evelyn juga melepas alat bantu dengarnya dengan alasan alat tersebut akan membuat kejernihan suara aslinya hilang.
Keuletannya membuat ia maju dan sukses. Dia melakukan beberapa konser terbesar di dunia,orkestra terbesarpun mendampinginya. Evelyn menjadi pemain utama dalam beberapa konser besar yang membuat tercegang banyak orang di dunia. Satu hal yang membuat dercak kagum banyak kaum , yaitu bagaimana ia tahu kapan waktu untuk memainkan alat musiknya. Ia tidak pernah mendegar musik yang mengiringinya, ia harus membaca bibir konduktornya. Ia tidak pernah kehilangan ketukan, dari xylophone sampai marimba sampai piano dan drum konsernya menggunakan selusin instrumen.

Sewaktu diwawancarai oleh Ed Bradley, ia mampu membaca bibir pertanyaan Ed dengan sempurna dan bahkan menyatakan Ed memiliki aksen Amerika. ia dapat mengetahuinya. Luar Biasa betul kan. Ada satu pertanyaan yang sangat memukau, "Jika ada suatu mukjizat dan pendengaran Anda pulih kembali, apa reaksi Anda?" Sebenarnya Ed sudah menduga jawabannya pasti kehidupannya akan semakin bahagia. Tapi ternyata jawab Evelyn : saya rasa Anda tahu , saya telah memiliki mukjizat karena mampu bermain musik. itulah mukjizat saya. Saya tidak dapat meminta yang lain lagi. Saya tidak ingin yang lain lagi.

Iya, memukaukah Anda dengan Evelyn Glennie seorang yang mampu mengubah nasibnya dengan perilaku dalam menyikapinya. Seringkali kita yang diberi kelebihan fisik atau kemampuan malah tidak menghargainya. Ketika banyak kelemahan kita malah mengeluh saja, bukan mengubah takdir itu dengan semangat juang yang ulet seperti Evelyn Glennie.
" Karena seringkali manusia mudah melepaskan apa yang sebenarnya diimpikan ketika rintangan dan bencana datang menghampirinya.Namun, bagi orang yang sadar akan kelemahan dan kelebihan dirinya, yang berani menerima diri sendiri apa adanya, yang percaya pada kekuatan yang diberikan oleh Sang Pencipta dan terus memperjuangkannya adalah suatu hal yang keliru jika kita mudah melepaskan impian kita."

Semoga cerita dari buku Change The World, Change Your Destiny By Changing Your Attitude ini dapat menginspirasi Anda tentang mengubah cara berpikir dan menyikapi suatu keadaan. Amin

From : Buku Change The World, Change Your Destiny By Changing Your Attitude karangan Happy Sugiarto Tjandra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar